Posisi gelandang bertahan memang kedengarannya tidak terlalu glamor dibandingkan dengan gelandang menyerang atau pemain sayap. Terkadang, seorang gelandang bertahan harus bermain keras untuk mematikan playmaker tim lawan. Hal ini membuat posisi tersebut dianggap sebagai "perusak" keindahan sebuah pertandingan sepakbola.
Walaupun demikian, peran gelandang bertahan tak bisa dipandang sebelah mata. Posisi ini sangat vital sebagai penjembatan antara pertahanan dan penyerangan. Nah, di artikel ini, saya akan membahas nama-nama gelandang bertahan terbaik sepanjang sejarah sepakbola.
15. Esteban Cambiasso
Cambiasso adalah seorang gelandang bertahan tangguh asal Argentina yang meraih banyak prestasi bersama Inter Milan dan Real Madrid. Pemain ini tak hanya berperan penting dalam membendung serangan lawan, namun juga kerap mencetak gol-gol kemenangan timnya. Dengan catatan 23 gelar yang dimenangkannya di level klub, Cambiasso menjadi pemain Argentina dengan gelar terbanyak sepanjang masa, mengalahkan nama-nama seperti Diego Maradona dan Gabriel Batistuta.
14. Didier Deschamps
Deschamps adalah gelandang bertahan sekaligus kapten tim nasional Perancis yang menjuarai turnamen Piala Dunia 1998 dan Euro 2000. Peranan Deschamps di dalam tim memang tak terlalu nampak seperti Zidane, karena ia harus melakukan berbagai pekerjaan kotor, yaitu menghentikan laju playmaker tim lawan. Deschamps adalah sosok penghubung lini pertahanan dan penyerangan yang sangat baik. Hingga saat ini, belum ada gelandang bertahan Perancis lain yang memiliki kemampuan seperti Deschamps.
13. Fernando Redondo
Pemain asal Argentina ini bermain selama sepuluh tahun di kompetisi La Liga. Karir terbaiknya adalah saat memperkuat Real Madrid dari tahun 1994 hingga 2000. Dalam kurun waktu tersebut, Redondo membawa Madrid dua kali menjuarai La Liga dan memenangkan dua trofi Piala Champions. Redondo adalah tipe pemain bertahan yang tetap bisa bermain indah walaupun dituntut untuk melakukan tackling keras terhadap lawan. Terbukti, ia dua kali terpilih menjadi pemain terbaik Real Madrid dalam satu musim.
12. Demetrio Albertini
Peran Albertini di AC Milan nyaris tidak tergantikan selama lebih dari 14 tahun memperkuat klub tersebut. Sepanjang karirnya, Albertini mempersembahkan lima gelar Serie A dan tiga gelar Liga Champions. Albertini adalah penghubung antara Maldini dan Shevchenko, seorang penyuplai bola-bola matang pada para penyerang sekaligus partner pemain belakang yang bisa diandalkan. Albertini juga memiliki tendangan keras dan kerap mencetak gol melalui tendangan penalti.
11. Dunga
Gelandang bertahan adalah posisi yang paling tidak menarik dalam tim sepakbola Brazil. Bagaimana tidak, hampir semua posisi dalam tim Brazil memungkinkan pemain untuk menunjukkan skillnya yang indah. Hal ini tidak berlaku bagi seorang gelandang bertahan, di mana ia harus lebih berkonsentrasi untuk melakukan tackling dan memotong umpan-umpan lawan. Selama berkarir bersama timnas Brazil, Dunga mempersembahkan dua gelar Copa America, satu gelar Piala Dunia, dan satu trofi Piala Konfederasi.
10. J�zsef Bozsik
Jozsef Bozsik adalah bagian dari generasi emas Hungaria dari tahun 1947 hingga 1962. Posisinya sebagai gelandang bertahan melengkapi barisan penyerangan yang diisi oleh pemain-pemain berbakat seperti Sandor Koscis dan Ferenc Puskas. Bozsik membawa Hungaria meraih medali emas Olimpiade tahun 1952 di Helsinki, serta mengantarkan negaranya masuk ke babak final Piala Dunia 1954. Pemain ini menghabiskan seluruh karirnya di Budapest Honved, salah satu klub terbesar di Liga Hungaria.
9. Edgar Davids
Baik di level klub maupun level tim nasional, Edgar Davids adalah sosok yang sangat vital. Pemain ini seolah-olah memiliki stamina yang tidak terbatas, mampu berlari selama 90 menit tanpa henti. Tak hanya membantu barisan pertahanan, Davids juga cukup aktif membangun serangan. Sepanjang karirnya, Davids berhasil menjuarai Liga Belanda sebanyak tiga kali bersama Ajax Amsterdam, plus satu Liga Champions. Bersama Juventus, ia juga tiga kali memenangi Serie A.
8. Marco Tardelli
Marco Tardelli adalah salah satu gelandang bertahan terbaik sepanjang masa yang pernah dimiliki oleh Juventus. Memperkuat La Vecchia Signora selama sepuluh tahun dalam kurun waktu 1975 hingga 1985, Tardelli membawa klubnya menjuarai lima gelar Serie A, satu gelar Piala Champions, satu gelar Piala Winners, dan satu gelar Piala UEFA. Di level tim nasional, Tardelli memiliki peran penting dalam membawa timnas Italia menjuarai Piala Dunia 1982.
7. Gennaro Gattuso
Italia memang tak pernah kekurangan gelandang bertahan berkualitas. Selain Albertini dan Tardelli, ada juga nama Gennaro Gattuso. Sama seperti Edgar Davids, pemain ini juga memiliki stamina yang luar biasa. Gattuso seolah tak pernah berhenti berlari selama sembilan puluh menit, dan tidak ragu-ragu melakukan tackling yang keras. Ditambah dengan sosoknya yang sangar, Gattuso menjadi sangat ditakuti oleh playmaker-playmaker lawan.
6. Pep Guardiola
Sebelum sukses sebagai seorang pelatih, Guardiola adalah salah satu gelandang andalan Barcelona dan tim nasional Spanyol. Di Barcelona, pemain ini berperan penting dalam membangun serangan, bersama dengan Phillip Cocu, Luis Enrique, dan Luis Figo. Dalam kurun waktu sebelas tahun, Guardiola bermain sebanyak 236 kali untuk Barcelona dan mencetak enam gol. Ia juga memenangi enam gelar juara La Liga dan satu Piala Champions.
5. Andrea Pirlo
Andrea Pirlo adalah satu dari sedikit pemain yang bisa menjalani peran sebagai gelandang bertahan sekaligus seorang playmaker. Kemampuan menyerang dan bertahan yang ia miliki sama-sama baiknya, membuat Pirlo selalu mendapat tempat penting di manapun ia bermain. Pirlo adalah bagian yang sangat krusial dalam tim nasional Italia ketika mereka memenangkan Piala Dunia 2006. Ia juga sudah bermain untuk tiga klub besar Serie A: AC Milan, Inter Milan, dan Juventus. Sepanjang karirnya, Pirlo sudah memenangkan empat gelar Serie A dan dua gelar Liga Champions.
4. Patrick Vieira
Berbicara soal permainan keras, Patrick Vieira adalah salah satu gelandang bertahan yang paling kasar. Ia tak jarang menghentikan serangan tim lawan dengan melakukan tackling-tackling keras yang terkadang terlihat kasar. Namun keberaniannya untuk bermain keras ini membuat tim yang dibela Vieira merasakan keuntungan, terutama Arsenal. Selama bermain untuk Arsenal dalam kurun waktu 1996 hingga 2005, Vieira berhasil memenangkan tiga gelar Premier League dan empat trofi Piala FA.
3. Frank Rijkaard
Jika Gullit dan van Basten adalah dua maestro penyerangan Belanda di akhir tahun 1980-an, Rijkaard adalah pemain yang bertugas mengkoordinir lini belakang tim Oranje. Tak hanya bermain sebagai seorang gelandang bertahan, Rijkaard juga sering beroperasi sebagai seorang bek tengah. Sepanjang karirnya sebagai pesepakbola profesional, Rijkaard sudah memenangkan banyak gelar, antara lain lima kali juara Eredivise, dua kali juara Serie A, tiga kali juara Liga Champions, dan satu kali menjuarai Piala Eropa.
2. Roy Keane
Roy Keane adalah seorang gelandang bertahan asal Irlandia yang hingga saat ini sosoknya belum bisa ditandingi oleh pemain Manchester United manapun. Pemain yang sangat temperamental ini memilki peran penting bagi the Red Devils, terutama dalam mengamankan daerah pertahanan sehingga David Beckham, Paul Scholes, dan Ryan Giggs bisa berkonsentrasi membangun serangan. Keane bermain selama 12 tahun untuk Manchester United dan memenangkan tujuh gelar Premier League, satu trofi Liga Champions, dan empat trofi Piala FA.
1. Lothar Matthaus
Sama seperti Andrea Pirlo, Lothar Matthaus adalah seorang gelandang bertahan yang sekaligus berperan sebagai seorang playmaker. Pemain ini bahkan cukup produktif dalam mencetak gol, membuat sosoknya di tim nasional Jerman nyaris tidak tergantikan selama 20 tahun. Matthaus menjalani sebagian besar karirnya bersama Inter Milan dan Bayern Munich. Ia adalah kapten tim yang membawa Jerman menjadi juara Piala Dunia 1990.