Iran adalah salah satu negara dengan kultur sepakbola terkuat di Asia. Negara ini sudah beberapa kali mengikuti Piala Dunia, tiga kali menjuarai Asian Games, dan tiga kali meraih trofi Piala Asia. Tak hanya itu, Iran juga telah melahirkan beberapa pesepakbola terbaik yang pernah berkompetisi di Liga Eropa, seperti Ali Daei, Ali Karimi, dan Javad Nekounam.
Siapakah pesepakbola Iran terhebat sepanjang masa? Inilah topik yang akan kami bahas secara mendetail dalam artikel IlmuBola kali ini. Di sini, kami menyajikan profil singkat 15 pemain bola Iran yang memiliki prestasi membanggakan. Di antara semua nama dalam daftar ini, yang manakah pemain favorit Anda?
15. Ashkan Dejagah
Ashkan Dejagah adalah salah satu pemain Iran yang tampil paling konsisten di Liga Eropa. Pemain ini mengawali karirnya sebagai pesepakbola profesional di Liga Jerman pada tahun 2004 bersama Hertha BSC II. Penampilannya makin menanjak ketika ia pindah ke Wolfsburg pada tahun 2007, dan kemudian membantu klub ini menjuarai Bundesliga musim 2008-09. Sebelum bermain untuk timnas Iran di tahun 2012, Dejagah sempat bergabung bersama timnas Jerman U-21.
14. Ahmad Reza Abedzadeh
Ahmad Reza Abedzadeh adalah salah satu penjaga gawang terbaik yang pernah bermain untuk timnas Iran. Kehebatannya hanya bisa disaingi oleh kiper legendaris Naser Hejazi. Abedzadeh membela negaranya selama 11 tahun, dari tahun 1987 hingga 1998. Ia merupakan kiper utama timnas Iran dalam Piala Dunia 1998 dan dianggap menunjukkan performa yang cukup baik dalam turnamen tersebut. Di level klub, ia lima kali menjuarai Liga Iran bersama Persepolis FC.
13. Vahid Hashemian
Berposisi sebagai seorang striker, Vahid Hashemian menghabiskan sebagian besar karir profesionalnya bermain di Liga Jerman. Ia juga memenangkan satu gelar Bundesliga ketika bermain untuk Bayern Munich di musim 2004-05, walaupun ia lebih banyak digunakan sebagai pemain cadangan. Karirnya bersama timnas Iran juga cukup bagus, di mana Hashemian memenangkan satu gelar Asian Games 1998 serta menjadi striker utama negara ini dalam Piala Dunia 2006.
12. Khodadad Azizi
Prestasi individu terbaik Khodadad Azizi adalah ketika terpilih sebagai pesepakbola Asia terbaik tahun 1996, menyusul kesuksesannya membantu Iran menjadi juara ketiga dalam turnamen Piala Asia. Penampilan gemilangnya membuat FC Koln merekrut Azizi pada tahun 1997. Selama tiga musim bermain untuk klub tersebut, Azizi mencetak 10 gol dalam 50 penampilan. Ia pensiun dari timnas Iran pada tahun 2006, dengan total catatan 11 gol dari 47 penampilan.
11. Farhad Majidi
Farhad Majidi dikenal sebagai salah satu gelandang menyerang terbaik yang pernah bermain untuk timnas Iran. Karirnya cukup bersinar di Iran dan Uni Emirat Arab, di mana Farhad tiga kali memenangkan memenangkan Liga Iran (bersama Esteghlal FC) dan satu kali menjuarai Liga Champions Asia (bersama Al-Ain). Prestasi individual terbaiknya ia raih di tahun 2010, di mana ia menjadi runner-up Asian Footballer of the Year.
10. Gholam Hossein Mazloumi
Mazloumi adalah seorang striker yang bermain dalam periode 1965-1978. Catatan golnya untuk timnas Iran cukup impresif, di mana ia berhasil mencetak 37gol dari 48 pertandingan. Sepanjang karirnya, Mazloumi mempersembahkan tiga gelar bergengsi untuk negaranya: dua trofi Piala Asia dan satu trofi Asian Games. Ia juga dua musim berturut-turut menjadi top skorer Liga Iran di tahun 1974 dan 1975 ketika bermain untuk Shahbaz.
9. Hossein Kaebi
Berposisi sebagai seorang bek kanan, Hossein Kaebi sempat merasakan karir bermain di Liga Inggris bersama Leicester City. Ia dikenal sebagai seorang defender dengan penampilan yang konsisten dan menjadi pemain inti timnas Iran selama sembilan tahun, dari tahun 2002 hingga 2011. Tak hanya tangguh dalam bertahan, Kaebi juga cukup sering naik membantu penyerangan. Penampilan terbaiknya terjadi di Piala Dunia 2006 dalam pertandingan melawan Portugal, di mana Kaebi mampu menghentikan aksi dua gelandang sayap terbaik dunia, Luis Figo dan Cristiano Ronaldo.
8. Farshad Pious
Farshad Pious adalah top skorer sepanjang masa Persepolis F.C., salah satu klub terbesar di Liga Iran. Selama bermain untuk klub tersebut selama 11 tahun, ia mencetak 153 gol dalam 211 penampilan. Tak hanya itu, Pious juga tujuh kali menjadi top skorer Liga Iran. Ia sempat satu tahun bermain di Liga Qatar dan menjadi top skorer di turnamen tersebut. Selama membela negaranya dalam periode 1984-1994, Pious mencetak 19 gol dari 35 pertandingan.
7. Javad Nekounam
Berposisi sebagai seorang gelandang tengah, Nekounam bisa disebut sebagai pemain Iran terbaik yang pernah bermain di Liga Spanyol. Ia bergabung bersama Osasuna dari tahun 2006 hingga 2012, tampil dalam 149 pertandingan dan mencetak 24 gol. Tak hanya itu, selama bermain untuk Osasuna ia juga terpilih sebagai Player and Midfielder of the Year versi Football Iran News & Events. Nekounam dipercaya tampil sebagai kapten Iran sejak tahun 2009, menggantikan sosok Mehdi Mahdavikia.
6. Naser Hejazi
Hejazi sering disebut oleh banyak pengamat sepakbola sebagai
kiper Asia terbaik sepanjang masa. Ia menjadi pilihan pertama skuad Iran dari tahun 1968 hingga 1980, memenangkan dua trofi Piala Asia dan satu gelar Asian Games. Karena karismanya yang besar dan penampilannya yang brilian, Hejazi dijuluki dengan nama "the legendary goalkeeper" oleh suporter timnas Iran. Setelah pensiun, ia bekerja sebagai pelatih dan nyaris dicalonkan menjadi salah satu kandidat presiden Iran dalam pemilu 2005.
5. Karim Bagheri
Sepanjang karirnya, Karim Bagheri dikenal sebagai seorang pemain dengan tendangan jarak jauh yang luar biasa. Ia sering mencetak gol-gol indah melalui tendangan bebas ataupun dari tendangan dari luar kotak penalti. Selain menghabiskan sebagian besar karirnya bersama Persepolis, Bagheri juga sempat bermain di Liga Eropa bersama Arminia Bielefeld dan Charlton Athletic. Ia mewakili negaranya dalam 87 pertandingan internasional dan total mencetak 50 gol.
4. Ali Parvin
Tak mungkin membicarakan dunia sepakbola Iran tanpa menyebut nama Ali Parvin. Ia adalah seorang gelandang legendaris yang bermain dari tahun 1965 hingga 1988, dijuluki dengan nama "Soltan" (sang raja) karena kehebatannya sebagai pesepakbola yang tidak tertandingi. Sepanjang karirnya, Parvin membantu negaranya memenangkan dua trofi Piala Asia, satu trofi Asian Games, dan membawa negaranya tampil di Piala Dunia 1978. Setelah pensiun, ia bekerja sebagai pelatih, dan hingga saat ini dianggap sebagai salah satu pelatih tersukses di Iran.
3. Ali Karimi
Cepat dan berteknik tinggi. Ali Karimi adalah seorang gelandang menyerang yang skillnya bisa disetarakan dengan pesepakbola Amerika Latin. Karena tekniknya yang tinggi, ia kerap dijuluki sebagai "Maradona dari Asia." Tak hanya memiliki skill dribbling dan passing yang luar biasa, Karimi juga sangat produktif dalam mencetak gol. Karir terbaiknya terjadi di tahun 2004, di mana ia dianugerahi gelar sebagai Asian Footballer of the Year. Selama 15 tahun bermain untuk timnas Iran, Karimi mencetak 38 gol dari 127 penampilan.
2. Mehdi Mahdavikia
Berposisi sebagai bek kanan, Mehdi Mahdavikia dianggap sebagai salah satu defender terbaik di Asia. Ia tak hanya lugas dalam bertahan, namun juga berkontribusi besar dalam penyerangan tim. Mahdivikia juga dipercaya menjadi kapten timnas Iran dari tahun 2006 hingga 2009, menggantikan posisi Ali Daei. Tak hanya itu, ia juga melewatkan karir yang cukup gemilang di Liga Jerman bersama Hamburger SV, di mana ia memenangkan satu gelar DFB-Ligapokal dan satu Piala Intertoto. Tak hanya itu, ia juga terpilih sebagai Asian Footballer of the Year tahun 2003 dan dinobatkan sebagai bek Bundesliga terbaik musim 2002-03 versi majalah Kicker.
1. Ali Daei
Tak bisa dibantah, Ali Daei adalah sosok yang paling pantas menyandang gelar sebagai pesepakbola Iran terbaik sepanjang masa. Ia memegang rekor jumlah caps terbanyak sekaligus menjadi top skorer sepanjang masa timnas Iran dengan total 109 gol dari 149 penampilan. Tak hanya itu, ia juga terpilih sebagai pesepakbola terbaik Asia tahun 1999 dan dua kali meraih penghargaan Top Goalscorer of the Year versi IFFHS. Di level klub, Daei memenangkan banyak gelar, di antaranya tiga gelar Liga Iran (bersama Persepolis dan Saipa) serta satu gelar Bundesliga (bersama Bayern Munich).