Bermain sepakbola tidak hanya memerlukan kekuatan fisik, namun juga kemampuan otak. Diperlukan logika yang baik untuk menerjemahkan taktik pelatih atau mengambil keputusan penting di tengah-tengah pertandingan.
Kali ini, IlmuBola akan memberikan daftar 15 pesepakbola paling pintar di dunia. Yang kami maksud dengan kata "pintar" di sini bisa berarti banyak hal. Selain pintar secara akademis (memiliki gelar di universitas tertentu) dan memiliki IQ tinggi; kami juga mampu menunjukkan berbagai bakat di luar lapangan, seperti menjadi seorang politikus, jurnalis, dan pebisnis. Siapa sajakah mereka? Berikut daftarnya!
15. Nedum Onuoha
Nedum Onuoha, bek asal Inggris kelahiran tahun 1986 ini merupakan salah satu pesepakbola paling cerdas. Sebelum bergabung dengan Manchester City di tahun 2004, Onuoha menyelesaikan pendidikannya di SMA dengan hasil yang gemilang. Ia dikenal sebagai siswa terpintar di kelasnya dan mampu mendapat tiga nilai "A" untuk ujian A-Level (ujian yang diambil saat SMA yang digunakan sebagai salah satu pertimbangan penerimaan mahasiswa di sebuah universitas) dalam tiga mata pelajaran: Bisnis, IT, dan Matematika.
14. Gudni Bergsson
Gudni Bergsson mengakhiri karirnya sebagai pesepakbola profesional di Bolton Wanderers pada tahun 2003. Setelah pensiun, ia bekerja sebagai seorang pengacara. Pemain asal Finlandia ini mengambil pendidikan untuk bisa bekerja sebagai pengacara profesional pada tahun 1995 saat masih aktif bermain. Selain itu, Bergsson juga sering tampil sebagai pembawa acara dalam acara sepakbola yang bernama "4-4-2."
13. Matthew Lawrence
Matthew Lawrence adalah seorang bek kanan asal Inggris yang pernah bermain untuk Fulham dan Crystal Palace. Walaupun karirnya tidak terlalu bersinar, ia mampu membuktikan diri sebagai salah satu pesepakbola terpandai di dunia. Saat bermain untuk klub Amerika Serikat, Grays Athletic, Lawrence mampu meraih gelar sarjana di bidang Sastra Amerika dari Hartwick College. Ia juga secara rutin menulis artikel di salah satu surat kabar terbesar Inggris, The Mirror.
12. Juan Mata
Tak hanya tampil menawan di atas lapangan, playmaker asal Spanyol ini juga memiliki kecerdasan yang layak dipuji. Mata adalah mahasiswa jurusan Jurnalisme di Universidad Politecnica de Madrid. Belum puas belajar, saat berkarir di Inggris ia juga mendaftarkan diri di dua jurusan kuliah sekaligus, Marketing dan Ilmu Olahraga. Kelas tersebut ia ikuti dengan metode "kuliah jarak jauh," di mana ia mempelajari suatu mata kuliah dari material yang dikirimkan secara online dan hanya datang ke kampus untuk mengikuti ujian.
11. David James
Walaupun tidak memiliki gelar akademis, David James merupakan salah satu pesepakbola yang tulisan-tulisannya di surat kabar banyak dipuji oleh berbagai kalangan. James yang dikenal sebagai salah satu
kiper terbaik Inggris sepanjang masa ini rutin menulis di "The Guardian," salah satu media massa terbesar di Inggris. Ulasannya tentang dunia sepakbola kerap dikaitkan dengan topik-topik universal seperti kesetaraan gender, rasisme, dan budaya modern.
10. Eamon Dunphy
Eamon Dunphy adalah gelandang asal Irlandia yang merupakan salah satu bagian dari Youth Academy Manchester United di tahun 1960an. Gagal menembus tim utama klub tersebut, Dunphy pun akhirnya bermain untuk tim-tim yang lebih kecil seperti Millwall, Charlton Athletic, dan Reading. Setelah pensiun di tahun 1978, ia bekerja sebagai jurnalis olahraga. Karirnya sebagai seorang jurnalis ternyata jauh lebih bersinar daripada sebagai seorang pesepakbola, di mana Dunphy saat ini dianggap sebagai salah satu jurnalis dan komentator olahraga paling berpengaruh di Inggris.
9. Paul Breitner
Paul Breitner adalah salah satu pemain andalan timnas Jerman Barat di tahun 1970an. Berposisi sebagai gelandang kiri, ia dikenal memiliki dribbling yang luar biasa, cepat, dan kerap mencetak gol. Tak hanya itu, Breitner juga merupakan salah satu pemain Jerman dengan karisma dan kemampuan public speaking yang sangat baik. Ia dikenal sebagai pendukung komunisme dan secara terbuka kerap menyuarakan pendapatnya tentang perpolitikan. Breitner sempat pula tampil sebagai aktor dalam berbagai film dan serial TV. Setelah pensiun, ia dikenal sebagai salah satu analis dan komentator sepakbola terbaik di dunia.
8. Clarke Carlisle
Carlisle adalah eks defender Inggris yang pernah bermain untuk beberapa klub seperti Queens Park Rangers, Leeds United, dan Blackpool. Pada tahun 2002, ia memenangkan kontes "Britain�s Brainiest Footballer," sebuah acara yang bertujuan mencari pesepakbola terpandai di Britania Raya. Dalam acara tersebut, berbagai aspek pengetahuan seperti Matematika, Bahasa, dan Pengetahuan Umum diujikan. Selain itu, Carlisle juga merupakan duta "Kick Out," sebuah program yang mengkampanyekan anti-rasisme dalam sepakbola. Ia bahkan secara langsung bertemu dengan perdana menteri Inggris untuk mendiskusikan masalah rasisme dan homofobia dalam dunia olahraga.
7. Steve Coppell
Steve Coppell adalah mantan gelandang Inggris yang menjadi salah satu pemain andalan Manchester United di tahun 1970an. Setelah pensiun, ia juga pernah melatih beberapa klub Premier League seperti Manchester City, Reading dan Crystal Palace. Selama aktif bermain, Coppell berhasil mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi dari Liverpool University, salah satu universitas paling bergengsi di Inggris.
6. Oleguer Presas
Mantan bek Spanyol ini menjadi salah satu andalan lini belakang Barcelona dalam periode 2003-2008. Ia juga berhasil meraih gelar Sarjana Ekonomi saat masih berstatus sebagai pemain Barcelona. Konon, Oleguer rela untuk absen latihan dan membayar denda demi mengikuti ujian di universitasnya. Setelah pensiun, ia membangun reputasi sebagai salah satu penulis top di Spanyol. Ia sudah menerbitkan beberapa buku dalam berbagai topik seperti "Anti-Fasisme," "penyakit anoreksia pada anak," dan "Perang Teluk."
5. Ramon Vega
Ramon Vega adalah eks bek tengah asal Swiss yang membantu Tottenham Hotspur memenangkan Piala Liga musim 1998-99. Selepas pensiun, Vega menunjukkan bahwa ia memiliki kecerdasan yang luar biasa di dunia bisnis. Ia mendirikan sebuah firma yang bergerak di bidang finansial bernama "Vega Swiss Asset Management." Konon, total dana pelanggan yang ia tangani mencapai 650 juta poundsterling. Tak hanya itu, ia juga mendirikan "Matterhorn Capital Rosarp," sebuah perusahaan real estate yang berfokus pada pengembangan hotel-hotel mewah.
4. Iain Dowie
Iain Dowie adalah eks striker Inggris yang pernah bermain untuk beberapa klub seperti Southampton, Crystal Palace, dan West Ham United. Setelah pensiun, ia bekerja sebagai pelatih dan menangani klub-klub Liga Inggris seperti Charlton Athletic dan Coventry City. Ia memiliki gelar Master di bidang Teknik Aeronautika dari University of Hertfordshire dan sempat bekerja untuk British Aerospace sebelum bekerja sebagai pesepakbola profesional.
3. Shaka Hislop
Kiper asal Trinidad dan Tobago ini menjadi andalan West Ham United dan Portsmouth dalam periode 1998-2005. Tak hanya tangguh di bawah mistar gawang, Hislop juga dikenal sebagai seorang pesepakbola yang cerdas. Ia meraih gelar Sarjana Teknik Mesin dan pernah bekerja magang di NASA. Hislop memiliki kontribusi yang cukup besar dalam kampanye anti-rasisme di sepakbola melalui organisasi yang bernama "Show Racism The Red Card." Kontribusinya yang signifikan di organisasi tersebut membuatnya menerima PFA Special Merit Award pada tahun 2005.
2. Frank Lampard
Pasti tak banyak yang mengira bahwa gelandang legendaris Chelsea ini merupakan salah satu pemain bola terpandai di dunia. Selama masih duduk di bangku SMA, Frank Lampard memperoleh nilia "A" untuk semua 11 ujian GCSE (ujian yang tingkatnya sedikit di bawah A-Level), termasuk pelajaran Bahasa Latin. Tak hanya itu, Lampard juga mengikuti sebuah tes IQ yang diselenggarakan oleh Mensa (organisasi tes IQ internasional terbesar) dan IQ-nya dikabarkan melebihi 150.
1. Socrates
Pemain bernama asli Brasileiro Sampaio de Souza Vieira ini memperoleh nama julukan "Socrates" (salah satu filsuf Yunani terbesar) karena kecerdasannya yang luar biasa. Ia merupakan gelandang andalan timnas Brazil di tahun 1980-an yang terpilih sebagai South American Footballer of the Year 1983. Socrates adalah seorang dokter lulusan Faculdade de Medicina de Ribeir�o Preto. Hingga kini, hampir tidak ada pesepakbola yang memiliki gelar dari Fakultas Kedokteran. Yang lebih mengejutkan, Socrates mampu memperoleh gelar tersebut saat masih bermain. Selain itu, ia juga sangat aktif berpolitik lewat Corinthians Democracy, sebuah organisasi yang mendukung demokrasi dan menentang pemerintahan militer di negaranya.